Jumat, 17 Juni 2011

romantika kopi ngabangan


Tak ada yang mengira kalau secangkir kopi nikmat dipagi hari sebagai teman membaca koran memiliki proses yang sebegitu rumitnya tak seperti saat menyeduhkan kopi bubuk dengan air panas. Perawakan lelaki tua nan cekatan ini dengan kaos oblongnya dan mata sayu baru bangun telah menyibukkan diri dengan kopi. Berbeda dengan masyarakat umum, kopi yang dipegang masih berupa biji kering sehabis dioven .
Gelap sisa malam yang masih menyelimuti suasana rumahnya tak menyurutkan kesibukkan Purwanto (40) untuk mengolah seluruh dagangannya, warga asli kebumen yang kini tinggal digang Pinggir Kali Ngabangan Pecinan,Semarang. Sejak jam 03.00 wib dini hari semuanya dimulai secara telaten, dirumah kontrakan sederhana bangunan khas cina yang dihuni oleh teman seperjuangannya sesama penjual kopi, terlihat sempit dan tertata rapi meski cuma ada dipan kasur dan sepeda usang serta timbunan biji kopi yang tak seberapa sebagai pengisi serta perabot dikontrakannya.
Jam telah menunjukkan pukul 05.00 wib, saatnya purwanto bergegas menjajakan beberapa kilogram kopi yang telah digiling semalaman. Ditemani sepeda onthel usang dan alat giling kopi turun temurun dari kakeknya, langkah kuat Purwanto terus menerjang padatnya Semarang yang sudah tak terasa asing baginya. Matahari yang masih malu-malu untuk keluar tak menjadi halangan baginya dalam menjajakan tiap ons bubuk kopi tersebut. Meski Pasar waru, tempat ia menjajakan kopi telah terbakar hangus, ia tetap berjualan hanya untuk pelanggan setianya yang tak seberapa. Dengan metode berjualan dari pintu ke pintu, karena munurutnya ini salah satu langkah mengenalkan kopi miliknya yang bebas pengawet.
“ Yah, mbak kalau gak pakai cara seperti ini dagangan saya nggak akan laku sama sekali. Apalagi ditambah lapak jualan saya juga habis terbakar. Kemarin minggu (12/6), saya juga baru saja mengambil penggiling kopi yang ada dilapak. Untung aja, cuma gosong sedikit.jadi masih bisa dipakai,” tuturnya pelan tapi pasti.
Terkadang, Purwanto juga sering menawarkan kopinya dari warung ke warung. Walau tak jarang beberapa ibu rumah tangga menjadi pelanggan tetapnya. Jauhnya pelanggan tak menjadi masalah karena baginya pelanggan adalah raja. Kayuhnya sepeda dan terik matahari tak pernah menjadi halangan.  Dia mengaku betapa tidak mudahnya menjual kopi gilingannya, bahkan waktu itu ia pernah berjualan hinggga ke Masjid Agung Semarang.
“ Kira-kira tiga kilogram per hari saya menggiling biji kopi ini menjadi kopi bubuk siap seduh.” Ucap purwanto sambil memperagakan penggilingan biji kopi.
Dari gilingan tua peninggalan kakeknya inilah, yang senantiasa menemani hari-hari berjualan. Biji-biji kopi yang berasal dari Wonosobo dan Boja dengan jenis Robusta berciri-ciri ukuran kecil dan harum kopi yang menyengat setelah dioven oleh tengkulak tempat ia membelinya. Tiga kilogram lebih yang ia beli setiap hari untuk jualannya. Meski tak semua biji kopi yang ia beli dari tengkulak itu digiling langsung olehnya, karena waktu yang terkadang tak cukup untuk menggiling semua biji kopi tersebut.
“Dulu waktu kecil saya senang ngeliat apak saya menggiling kopi, kayanya ser. Terus setelah bapak saya mulai tak kuat berjualan di Jakarta. Yah, alhasil saya yang menggantikan tapi nggak di Jakarta. Disini saja sudah enak,” tuturnya
Omzet
Bapak tiga anak ini, terus mengayuh sepedanya hingga ke warung pertama langganannya. Walau hanya beberapa ons yang dibeli oleh warung tersebut tetapi senyum sumringah selalu hadir dalam jualannya. Kopi yang hanya dihargai Rp. 50.000/ kg ini selalu dinikmati pelanggan dengan rata-rata berumur 35 tahun keatas. Karena alasan inilah, kopi hasilnya selalu diburu oleh warga, sebab selain harga yang ekonomis dan kualitas kopinya tidak kalah dengan produksi kopi hasil pabrik.
Sebenarnya ada dua jenis kopi yang dijual olehnya. Ada kopi murni, yang terbuat dari biji kopi asli tanpa campuran apa pun dengan tekstur kopi hitam pekat. Sedangkan satunya kopi yang dicampur dengan jagung meski lumayan banyak peminatnya disamping harganya relatif lebih murah hanya Rp 4.000/ons tetapi tekstur pahitnya dari jagung juga terasa begitu kita menyeruput kopi tersebut.
“Saya biasa beli yang murni kopinya tidak yang pakai campuran jagung. Rasanya lebih nikmat kopi ini daripada kopi merk pabrik ternama, ada rasa yang tidak saya dapat di kopi lain. Ya cuma di kopi bubuk ini, tutur Hendro (43), salah satu pelanggan setia Purwanto.
Keuntungan yang tak seberapa, selalu disyukuri oleh lelaki paruh baya ini. Terkadang selembar Rp.20.000 yang bisa ia bawa pulang dan untuk dikirim ke keluarga kecil di kampung. Sebulan sekali ataupun lebih selalu disempatkan untuknya mudik dan temu kangen dengan keluarga. Seorang istri yang ia sayang dan tiga orang putra-putri kebanggaannya selalu membuatnya tak pernah malas untuk bekerja demi menyekolahkan anak-anaknya setinggi apa pun semampunya. Sore hari, setelah dagangan habis bapak yang biasa disapa pak pur ini bergegas ke tengkulak untuk membeli biji-biji kopi yang sudah dioven.
” Kadang kalau lagi sepi paling cuma bisa dapet Rp 50.000, tapi kalau lagi ramai ya semuanya habis...Alhamdulillah deh mbak ,”ucapnya sambil menghitung uang pendapatannya dihari ini.
Dibilangan Kampung Batik, bersebelahan dengan toko elektronik inilah suami dari Ibu Sumiati membeli perlengkapan yang dibutuhkan. Biji-biji kopi yang telah dioven dan siap untuk dibawa pulang olehnya.
“ Pak Pur selalu beli tempat saya, udah langganan dari dulu.” Ucap penjual biji kopi yang biasa disapa Bu Darsih.
Hingga saat ini, omzet penjualan kopi terus merangkak naik tapi tak pernah 100% dirasakan oleh penggiling kopi tradisional sepertinya. Total omzetnya mencapai Rp 15.000 dari tahun 1997 sampai sekarang.
Keberadaan para penggiling kopi ngabangan sekarang tidak menjamur seperti dulu, kini hanya ada sekitar 10-15 orang yang berprofesi sama seperti Purwanto. Tapi bagi mereka tak ada pesaing yang ketat karena mereka sama-sama merantau dan memiliki pelanggan masing-masing. Mereka dikucilkan tetapi juga dibutuhkan oleh segelintir orang karena kopi yang mereka buat memiliki rasa dan aroma yang murni dari kopi tropis milik Indonesia.

Selasa, 31 Mei 2011

PROSES PENGOLAHAN KOPI


proses pensortiran kopi
proses pensortiran kopi

Jika anda mengira bahwa biji kopi mudah didapatkan, maka anda harus mengubah pemikiran anda! Biji kopi ternyata memiliki proses yang panjang sebelum siap untuk digiling. Hal ini karena kopi baru bisa menjadi komoditas perdagangan jika buah dan selaputnya telah dihilangkan sehingga hanya tertinggal bijinya. Metode pemrosesan kopi di seluruh dunia telah berkembang dan setidaknya ada tiga metode yang dikenal, yakni metode pemrosesan basah, kering, dan semi kering.

Metode Pemrosesan Basah

Metode ini merupakan metode yang paling umum dipergunakan dalam pemrosesan kopi, terutama untuk kopi premium. Buah kopi yang telah dipanen dikumpulkan, kemudian diseleksi dengan meletakkannya di dalam air. Keberadaan buah di dalam air menjadi penentu kualitas awalnya. Bila buah mengapung di permukaan air, maka buah memiliki kualitas yang jelek. Sebaliknya, bila buah tenggelam di dasar air, maka hal ini berarti buah berkualitas baik.
Buah yang berkualitas baik menjalani prosedur selanjutnya, yaitu penghilangan kulit buah dan selaput buah. Proses ini dilakukan dengan mesin dan tetap dilakukan di dalam air. Sekalipun telah berhasil menghilangkan sebagian besar komponen penyelubung biji, namun selaput biji terkadang masih menempel dan harus dihilangkan.
Dua cara yang ditempuh untuk tujuan tersebut adalah dengan fermentasi mikroba dan dengan mesin. Proses fermentasi melibatkan mikroba yang mensekresi enzim selulase dan dapat mendegradasi selulosa yang terkandung dalam selaput biji. Dengan pemrosesan yang dibantu oleh mesin, fermentasi tidak dipergunakan, tetapi pengelupasan selaput biji dilakukan oleh mesin. Setelah selaput dihilangkan, yang tersisa adalah biji yang dikelilingi 2 lapisan tambahan, kulit perak dan parchment.
Setelah diperoleh biji kopi, maka langkah selanjutnya adalah mereduksi kandungan air pada biji kopi sehingga hanya tersisa 10% agar stabil. Untuk maksud tersebut, biji kopi dapat dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kadar airnya mencapai 12%, kemudian pengeringan disempurnakan dengan mesi
n, sehingga kadar airnya hanya mencapai 10%.
pengelolaan kopi
pengelolaan kopi semi kering
Satu hal yang harus diingat, bahwa biji yang dikeringkan di bawah sinar matahari harus digaruk setiap enam jam untuk memastikan bahwa pengeringan merata. Pengeringan yang merata akan menjamin jamur tidak dapat tumbuh. Pengeringan total dengan mesin hanya dilakukan jika kelembaban terlalu tinggi sehingga biji tidak dapat kering.

Metode Pemrosesan Kering

Metode pemrosesan kering merupakan metode paling tua dalam sejarah manusia untuk memproses kopi. Prosedur yang dilakukan
cukup sederhana yakni hanya mengeringkan buah kopi di bawah sinar matahari. Setelah itu, selaput dan parchment dihilangkan dari biji kopi.

Metode Pemrosesan Semi kering

Metode lain yang dianggap sebagai hasil teknologi silang antara dua metode lainnya adalah metode pemrosesan kopi semi kering. Daerah-daerah yang mempergunakan metode ini antara lain Brazil, Sumatera, dan Sulawesi. Buah kopi dialirkan melewati kawat kasa untuk menghilangkan kulit dan sebagian selaput seperti yang terdapat dalam metode
pemrosesan basah, tetapi hasilnya tidak melalui fermentasi atau pengelupasan lebih lanjut, tetapi hanya dikeringkan langsung  di bawah sinar matahari.

Bukan karena Kopi Kolesterol Kamu naik

Kopi tidak mengandung kolesterol, tetapi mengandung zat yang meningkatkan kolesterol, terutama diterpenes cafestol dan kahweol alami. Cafestol adalah zat pemicu kolesterol yang paling kuat dalam makanan kita. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan 10 mg cafestol per hari selama 4 minggu meningkatkan kolesterol total 0,13 mmol / l. Dengan rata-rata kolesterol darah 5,5 mmol / l maka ada peningkatan sekitar 2%. Peningkatan terutama pada kolesterol buruk (LDL), sedangkan kolesterol baik (HDL) cenderung konstan. Efek meningkatkan kolesterol ini bersifat sementara: setelah menghentikan minum kopi kolesterol akan kembali normal.
Jumlah cafestol dalam kopi sangat tergantung pada cara penyiapan dan jenis kopinya. Ketika menyiapkan kopi dengan disaring, misalnya dengan saringan kertas, cafestol dan kahweol sebagian besar tersaring. Secangkir kopi saring hanya mengandung rata-rata 0,1 mg cafestol. Padahal, kopi tubruk (yang disiapkan dengan menuang kopi bubuk ke dalam air mendidih tanpa penyaringan) mengandung  4-6 mg cafestol per cangkir.  Kopi instan yang dibuat dari konsentrat kopi hasil pengolahan mesin hampir tidak mengandung diterpenes cafestol dan tidak atau sedikit sekali berpengaruh terhadap kadar kolesterol.
Kopi Turki dan Yunani mengandung konsentrasi cafestol dan kahweol yang relatif tinggi (4-5 mg cafestol per cangkir). Biji kopi Arabika berisi lebih banyak cafestol dari biji Robusta. Tidak ada pengaruhnya beralih ke kopi bebas kafein karena kafein tidak berpengaruh pada kadar kolesterol. Bahkan, menurut penelitian tahun 2005 oleh US National Institute of Health, peminum kopi tanpa kafein (rata-rata 6 cangkir sehari selama 3 bulan) memiliki kolesterol buruk (LDL) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak atau jarang minum kopi.
Secara teoritis diketahui bahwa peningkatan kolesterol (total) sebesar 1% dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 2%. Seseorang yang mengkonsumsi 10 mg cafestol per hari (sekitar 3 cangkir kopi tubruk atau 5-6 cangkir kopi saring), kolesterolnya naik sebesar 2% sehingga 4% lebih berisiko terkena penyakit jantung. Jika kita berasumsi bahwa 8% orang terkena penyakit jantung sebelum usia  65 tahun, maka risiko pada peminum kopi berat adalah 8,32% (104% x 8%). Untuk pasien diabetes yang memiliki 40% risiko serangan jantung sebelum ulang tahunnya yang ke-70 berarti pada peminum kopi berat risikonya meningkat menjadi 41,6% (104% x 40%). Kenaikan risiko karena minum kopi ini tentu saja lebih kecil dibandingkan, misalnya, mengkonsumsi makanan yang kaya lemak jenuh.
Namun, ini adalah suatu perhitungan teoritis yang sejauh ini tidak dapat dibuktikan dengan hubungan langsung antara konsumsi kopi harian dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular atau prognosis setelah serangan jantung. Sebaliknya, beberapa studi menunjukkan risiko kematian yang lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular pada peminum kopi. Kemungkinan, antioksidan dalam kopi dapat menghambat peradangan dan menekan risiko penyakit jantung. Juga ada bukti bahwa diabetes tipe 2 – yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular – kurang umum pada peminum kopi reguler.
Meminum kopi sampai 4 atau 5 cangkir sehari tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang yang sehat. Namun, penderita gangguan metabolisme lemak atau penderita kadar kolesterol tinggi sebaiknya tidak terlalu banyak meminum kopi tubruk dan menggantinya dengan kopi saring atau instan.

Kopi Juga Bisa mengecilkan Payudara

Tim peneliti dari Universitas Lund, Swedia menemukan kaitan yang jelas antara banyaknya kopi yang diminum seorang wanita dengan ukuran payudaranya. Ajaibnya, meminum kopi tiga cangkir atau lebih sehari dapat membuat payudara wanita mengecil!
Dari penelitian atas 300 wanita yang ditanyai berapa cangkir kopi yang mereka minum sehari dan diukur payudaranya tim peneliti menyimpulkan bahwa meminum tiga cangkir kopi atau lebih setiap hari dapat mengecilkan payudara. Efeknya juga meningkat pada setiap tambahan cangkir.
Meminum kopi dapat berdampak besar pada ukuran payudara, kata Helena Jernstroem, dosen onkologi eksperimental Universitas Lund yang memimpin riset itu. Wanita yang meminum lebih dari tiga cangkir kopi sehari memiliki payudara rata-rata 17% lebih kecil dari mereka yang minum kurang dari tiga cangkir sehari.
Wanita peminum kopi tidak perlu khawatir payudara mereka akan menghilang tiba-tiba. Payudara mereka akan mengecil, tetapi tidak akan menghilang, lanjutnya.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer itu, sekitar separuh wanita yang diteliti memiliki sebuah gen yang mengaitkan ukuran payudara dan konsumsi kopi.
Penelitian itu mengkaji lebih lanjut keterkaitan kopi dengan payudara. Mereka sebelumnya mengetahui bahwa wanita berpayudara besar lebih berisiko terkena kanker payudara, tetapi mereka yang meminum kopi dapat menurunkan risiko itu. Beberapa zat yang terkandung dalam kopi dapat mengubah metabolisme wanita sehingga memiliki konfigurasi hormon-hormon estrogen yang memperkecil risiko kanker.
Menariknya, dampak kopi terhadap estrogen berlawanan dengan dampaknya terhadap testosteron (hormon seks laki-laki). Sementara kopi dapat mengecilkan ukuran payudara wanita, pria pecandu kopi justru dapat menjadi korban gejala yang disebut gynecomastia alias payudara membesar. Nah, lho!

Penting untuk Kaum Hawa

Minum kopi membuat wanita lebih sulit hamil, sebuah penelitian menyebutkannya.
Ini diperkirakan karena Kafein, yang terkandung dalam kopi merusak transportasi telur dari ovarium ke rahim, sebut para ilmuwan dari Amerika.
Penelitian yang melibatkan 9.000 wanita ini menemukan bahwa minum lebih dari empat cangkir kopi sehari memotong kemungkinan hamil hingga seperempat kali.
Penyelidikan terbaru yang dilakukan pada mencit menunjukkan bahwa kafein menghambat kontraksi saluran tuba yang dibutuhkan untuk membawa telur ke rahim.
Kafein mengaktifkan sel-sel alat pacu jantung khusus di dinding tabung. Sel-sel gelombang koordinasi kontraksi tabung yang bergerak membawa telur menuju rahim.
Pemimpin studi Sean Ward, dari University of Nevada di Reno, AS, mengatakan temuan ini memberikan penjelasan menarik tentang mengapa wanita dengan konsumsi kafein tinggi seringkali memakan waktu lebih lama untuk hamil daripada wanita yang tidak mengonsumsi kafein.

kopi...dan kopi....

Kopi pada Zaman Dahulu hingga Sekarang

Awalnya kopi digunakan sebagai produk makanan. Kemudian kopi digunakan sebagai pengganti minuman anggur. Belakangan kopi digunakan juga sebagai obat. Dan saat ini kopi terkenal sebagai minuman yang cukup digemari.
Pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan. Seluruh biji kopi dihancurkan, lalu ditambahkan minyak. Lalu adonan ini dibentuk berbentuk bundar dan menjadi makanan. Sampai saat ini, beberapa suku di Afrika masih memakan kopi dalam bentuk seperti itu.
Belakangan, kopi digunakan sebagai pengganti minuman anggur. Biji kopi dibuat sebagai minuman yang mirip dengan anggur. Beberapa orang membuat minuman seperti ini dengan menuangkan air mendidih ke biji kopi yang sudah dikeringkan.
Sebagai obat, kopi dapat bermanfaat untuk mengobati migrain, sakit kepala, gangguan jantung, asma kronis dan gangguan buang air. Meski demikian, untuk konsumsi kopi berlebih bisa berakibat buruk. Jika mengkonsumsi kopi secara belebih dapat meningkatkan asam lambung, menyebabkan ketegangan, dan mempercepat detak jantung. Selain itu, konsumsi kopi secara berlebih, sering dikaitkan dengan sakit maag.
Belakangan, kopi digunakan sebagai minuman yang cukup nikmat. Biji kopi dikeringkan lalu dipanggang dan digiling dalam batok. Hasilnya kemudian bisa menjadi minuman kopi yang nikmat. Belakangan ditemukan mesin penggiling biji kopi yang memudahkan produksi kopi sebagai minuman.

Berbagai Macam Kegunaan Kopi

Berbagai rasa kopi yang khas membuat sensasi menyenangkan di mulut. Misalnya es kopi atau iced coffee yang manis biasanya menyegarkan. Es krim rasa kopi pun juga menjadi favorit bagi banyak orang. Kopi juga menjadi salah satu bahan dasar beberapa jenis kue rasa kopi. Dan yang paling populer adalah kopi polos dan juga kopi susu.
Namun para ilmuwan juga menyelediki manfaat lain dari kopi. Sisa bubuk dari kopi bermanfaat sebagai pupuk yang baik. Selain itu, beberapa produk disinfektan maupun isolasi untuk dinding, lantai dan atap juga dapat dibuat dari kopi. Gliserin yang merupakan produk sampingan dari sabun, dapat dibuat dari minyak kopi. Minyak kopi juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat cat, sabun, maupun produk lainnya.
Biji kopi dapat bermanfaat untuk berbagai produk dan kegunaan. Namun yang paling populer tentu saja sebagai minuman yang nikmat yang diminum banyak orang setiap harinya.

Kopi Arabika dan Kopi Robusta

Biji KopiMeski di seluruh dunia ada sekitar 70 spesies pohon kopi, dari yang berukuran seperti semak belukar hingga pohon dengan tinggi 12 meter, namun hanya ada dua spesies pohon kopi yang secara umum dikenal untuk diproduksi sebagai produk kopi. Kedua spesies ini digunakan untuk produksi sekitar 98 persen produksi kopi dunia. Apa sajakah itu? Kopi yang pertama kali dikembangkan di dunia adalah Kopi Arabika yang berasal dari spesies pohon kopi Coffea arabica. Kopi jenis ini yang paling banyak diproduksi, yaitu sekitar lebih dari 60 persen produksi kopi dunia. Kopi arabika dari spesies Coffea arabica menghasilkan jenis kopi yang terbaik. Pohon spesies ini biasanya tumbuh di daerah dataran tinggi. Tinggi pohon kopi ini antara 4 hingga 6 meter. Kopi arabika memiliki kandungan kafein tidak lebih dari 1,5 persen serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 44 kromosom.
Pohon kopi spesies lainnya yang juga cukup banyak diproduksi sebagai produk kopi adalah Coffea canephora yang sering dikenal sebagai Kopi Robusta. Tinggi pohon Coffea canephora mencapai 12 meter dan dapat ditanam di daerah yang lebih rendah dibanding kopi arabika. Kopi robusta biasanya digunakan sebagai kopi instant atau cepat saji. Kopi robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, rasanya lebih netral, serta aroma kopi yang lebih kuat. Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8 persen serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 22 kromosom. Produksi kopi robusta saat ini mencapai sepertiga produksi kopi seluruh dunia.

Dilema Minum Kopi dan Bahaya Kopi

Meski minum kopi sungguh nikmat, namun minuman ini sering memunculkan berbagai dilema. Beberapa penelitian menunjukkan bahaya dari minum kopi. Bahkan pada jaman dahulu, di Timur Tengah, kopi sempat menjadi minuman yang haram karena sering menimbulkan efek negatif. Apa saja bahaya dari kopi yang nikmat ini?
Konsumsi kopi telah dikenal begitu luas dewasa ini, dan berbagai peringatan dari para ahli telah berulang kali diungkapkan selama bertahun-tahun terhadap banyaknya bahaya yang mengancam para peminum kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penggemar kopi harus mewaspadai bahaya yang bisa timbul dari kebiasaan minum kopi mereka. Bahaya tersebut antara lain penyakit jantung, diabetes dan bahkan beberapa jenis kanker. Meski demikian, banyak orang mengabaikan peringatan ini. Mengapa?
Selama beberapa tahun belakangan ini, para peneliti telah mempublikasikan hasil penelitian mereka mengenai akibat minum kopi. Namun kesimpulan yang dibuat para peneliti ini belum sampai ke kesimpulan yang meyakinkan. Mengapa? Karena biasanya para peneliti hanya meneliti bahaya dari kafein, salah satu dari 500 kandungan kimia alami dalam secangkir kopi. Jadi sebenarnya penelitian terhadap kopi memang masih belum final dan masih jauh lebih kompleks.
Kafein yang terkandung dalam kopi memiliki efek stimulan yang cukup berbahaya. Kafein dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Kafein juga menyebabkan seseorang sulit mengendalikan emosi serta sulit berkonsentrasi. Kafein juga diindikasikan bisa memicu kanker.
Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan kolesterol hingga 10 persen. Khususnya jika kopi yang diminum tanpa disaring dan langsung dipanaskan. Kolesterol sendiri dikenal sebagai penyebab gangguan jantung. Seorang ahli nutrisi dari Inggris merekomendasikan untuk minum kopi yang segar dan bukan kopi yang sudah diolah, dipanaskan dan dididihkan selama beberapa waktu.
Bagi para penggemar kopi, para ahli menyarankan untuk minum kopi secara wajar. Hindari minum lebih dari enam cangkir kopi dalam sehari. Bagi mereka yang mengalami gangguan jantung, gangguan ginjal dan tekanan darah tinggi sebaiknya minum kopi cukup satu cangkir sehari. Untuk wanita hamil dan menyusui, sebaiknya juga minum tidak lebih dari secangkir kopi sehari. Kopi memang nikmat, namun kesehatan jauh lebih penting dibanding menikmati kopi secara berlebih. Selamat menikmati secangkir kopi Anda!

Sejarah Penyebaran Kopi dan Asal Kata Kopi

Sejarah Penyebaran Kopi

Biji tanaman kopi dipanggang lalu dihaluskan dan dihidangkan. Metode pemanggangan biji kopi sendiri belum diketahui kapan dimulainya. Namun tanaman kopi berasal dari dataran tinggi di Ethiopia, yang pada saat itu merupakan tanaman liar di Ethiopia. Lalu tanaman kopi dari sini dikembangkan di Semenanjung Arab sekitar abad ke-15, yang terkenal menjadi Kopi Arabika. Kopi Arabika saat ini menjadi jenis kopi yang paling banyak diproduksi di dunia yaitu mencapai lebih dari 60 persen produksi kopi dunia.
Menurut legenda, kopi ditemukan oleh seorang pemuda Arab bernama Kaldi, seorang penggembala kambing. Ia selalu memperhatikan bahwa kambingnya selalu menunjukkan gejala gembira setelah menggigit biji dan daun suatu tanaman hijau. Karena penasaran, ia mencoba biji tanaman tersebut dan merasakan efek semangat serta gembira. Akhirnya penemuan ini menyebar dari mulut ke mulut, sejak itu lahirlah kopi menurut legenda di Arab.
Pada tahun 1610, tanaman kopi pertama ditanam di daerah India. Bangsa Belanda mulai mempelajari pengembangbiakan kopi pada tahun 1614. Lalu pada tahun 1616, mereka berhasil memperoleh bibit dan tanaman kopi yang subur dan langsung mendirikan perkebunan kopi di Srilanka dan tanah Jawa (Indonesia) pada tahun 1699. Kemudian oleh bangsa Belanda, tanaman ini disebar ke koloni Belanda di Amerika Tengah seperti di Suriname dan Kepulauan Karibia. Kemudian bangsa Perancis juga tertarik dengan perdagangan kopi ini. Mereka membeli bibit kopi dari Belanda lalu dikembangkan di Pulau RĂ©union sebelah timur Madagaskar. Namun mereka gagal mengembangkan kopi di sini. Lalu pada tahun 1723, bangsa Perancis mencoba mengembangkan tanaman kopi di daerah Pulau Martinik. Pada tahun 1800-an, tanaman kopi dikembangkan di Hawaii. Belakangan tanaman ini juga dikembangkan di Brasil dan daerah-daerah lainnya.

asal kata kopi

Kata kopi atau dalam bahasa Inggris coffee berasal dari bahasa Arab qahwah, yang berarti kekuatan. Kemudian kata kopi yang kita kenal saat ini berasal dari bahasa Turki yaitu kahveh yang kemudian belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi.